jam

Monday, November 2, 2015

Penularan tuberkulosis

Penularan Tuberkulosis

 Penularan tuberkulosis
 
Penularan tuberkulosis terjadi lewat dari seorang penderita positif TBC dan kemudian ditentukan juga berdasarkan dari jumlahnya kuman yang ada di dalam paru-paru si penderita, biasanya penyebaran kuman yang terjadi di udara lewat dari dahak bisa berbentuk droplet. Penderita penyakit TBC paru yang mengandung banyak jumlah kuman akan bisa terlihat dari mikroskop dalam suatu pemeriksaan dahak yang dilakukan adalah hal yang sangat menular. Pada penderita penyakit TBC paru-paru, dengan hasil BTA yang positif biasanya akan mengeluarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet yang biasanya bentukn

ya sangat kecil disaat sedang batuk atau juga saat sedang bersin. Droplet yang jumlahnya sangat kecil ini kemudian akan mengering dengan lebih cepat dan bisa berubah menjadi droplet yang mengandung kandungan kuman tuberkulosis. Biasanya hal ini bisa dbertahan di udara paling tidak selama beberapa jam.
Droplet yang banyak mengandung kuman kemudian akan masuk terhirup oleh orang lain. Dan jika kuman ini sudah masuk dan menetap tinggal di dalam paru orang yang menghirupnya, maka kuman akan mulai membelah dirinya dan akan terjadi suatu infeksi dari satu orang ke orang yang lainnya.
Diagnosis penyakit tuberkulosis ini ditegakkan berdasarkan jika adanya suatu gejala tbc atau keluhan, pemeriksaan pada biakan, pemeriksaan secara mikroskopis, radiologik, dan juga pemeriksaan tuberkulin tes. Dan melakukan pemeriksaan biakan biasanya hasil yang akan didapatkan menjadi lebih baik, namun waktu dari pemeriksaan ini biasanya akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga untuk saat ini pemeriksaan dahak dengan menggunakan mikroskopis lebih banyak dilakukan karena melihat dari sensitivitas dan juga spesivitasnya yang tinggi dan disamping itu juga sangat tinggi dan disamping itu juga jumlah biayanya yang sanga rendah. Untuk seorang penderita yang dinyatakan menderita penyakit tbc biasanya akan mengalami sakit paru menulaar seperti gejala batuk berdahak selama 3 kali. Dan kuman ini baru akan terlihat menggunakan mikroskopis jika jumlah dari kuman paling sedikit adalah paling tidak sekitar 5000 batang dalam waktu 1 ml dahak. Dan dalam pemeriksaan ini maka dahak yang sangat baik adalah dahak yang mukopurulen yang warnanya hijau agak kekuningan dan jumlahya juga harus sekitar 3-5 ml dalam tiap pengambilannya.

Pengobatan penyakit tbc

Pengobatan penyakit tbc alami

Banyak bahan alami yang bisa digunakan untuk mengobati penyakit tbc, namun penggunaan kulit manggis dalam mengatasi penyakit tbc sangatlah tepat. Karena sudah banyak penelitan terhadap kulit manggis yang membuktikan,bahwa kulit manggis mampu membasmi virus mikrobaterium tuberkulosa (penyebab tbc) dengan baik.



Obat Penyakit Kanker
Hasil penelitian di Tokyo pada tahun 2003, menunjukkan bahwa antioksidan super (xanthone) dalam kulit manggis memiliki efek anti bakteri yang dapat menghambat dan membunuh perkembangan mikroorganisme seperti Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC) dan Staphylococcus aureus(penyebab infeksi dan gangguan pencernaan). Ekstrak kulit manggis juga dipercaya dapat mengobati arthritis, asma, Alzheimer, alergi, dyspepsia(gangguan pencernaan), jerawat, dan eksim.xanthone bersifat antimikroba terhadap MRSA(methicillin resistant staphylococcus aureus), yaitu bakteri yang telah kebal terhadap obat antibiotik yang dapat menyebabkan infeksi parah. Kulit buah manggis juga bersifat sebagai antijamur. Aktivitas antijamur hasil isolasi xanthone yang berasal dari kulit buah manggis dan beberapa derivate mangostin terhadap jamur Fusarium oxysporum, Alternaria tenuis, dan Dreschrela oryzae dapat menghambat pertumbuhan semua jamur
Sementara itu, DAUN SIRSAK juga punya manfaat baik untuk TBC. Salah satu manfaat yang dapat diambil dari daun sirsak untuk  pengobatan TBC ialah kemampuannya dalam sistem kekebalan tubuh (imunitas). Biasanya orang yang menderita TBC tubuhnya lemah dan rentan terkena penyakit lainnya, disinilah manfaat daun sirsak berperan yaitu dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh agar penderita TBC tidak akan mudah terserang penyakit lain sehingga dapat membantu proses penyembuhan.

Pengobatan TBC

Putus pengobatan bukan tanpa risiko. Kuman yang luar biasa penyebab tuberkulosis ini akan bangun lagi dan menjadi lebih ganas. Sering kali penderita tuberkulosis yang putus obat, datang kembali dengan gejala yang lebih berat beberapa bulan kemudian. Bahkan sampai tidak lagi dapat diatasi dengan pengobatan standar karena kuman menjadi kebal.
Penderita tuberkulosis tentunya tidak bisa berhenti dalam pengobatan ini. Pengobatan tuberkulosis akan dihentikan bila gejala dan penyebab mulai menghilang dan tidak menunjukkan kemunculan kembali, tentunya atas ijin dan tetap dalam pengawasan dokter. Namun semua itu tergantung dari pola hidup penderita dan menjauhi penderita TBC lainnya.
Bila seperti ini, pengobatan akan menjadi sangat sulit. Pasien harus disuntik setiap hari selama 2 bulan. Itupun tidak menjamin kesembuhan, karena paru-paru atau organ lain sudah terlanjur rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi. Pengobatan yang seharusnya hanya 6 bulan, dapat menjadi jauh lebih panjang sampai 1-2 tahun.
Dengan demikian, keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada kepatuhan penderita dalam minum obat tbc. Kehadiran pengawas dalam minum obat (PMO), apalagi orang yang dekat atau dihormati oleh penderita, selain mengingatkan untuk minum obat juga memberi semangat untuk sembuh. Selain rutin meminum obat, pasien juga hendaknya memperhatikan asupan makanan yang disantapnya, agar bergizi baik dan tinggi protein. Ini akan turut mendukung proses penyembuhan agar lebih sempurna. 
 
 Untuk mendiagnosis TBC, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama di daerah paru/dada, lalu dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada, tes laboratorium untuk dahak dan darah, juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC adalah pengobatan jangka panjang, biasanya selama 6-9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat.

Kondisi ini diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter agar dapat sembuh total. Apalagi biasanya setelah 2-3 pekan meminum obat, gejala-gejala TBC akan hilang sehingga pasien menjadi malas meminum obat dan kontrol ke dokter.

Jika pengobatan TBC tidak tuntas, maka ini dapat menjadi berbahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC (resisten). Akibatnya, harus diobati dengan obat-obat lain yang lebih mahal dan "keras". Hal ini harus dihindari dengan pengobatan TBC sampai tuntas.

Pengobatan jangka panjang untuk TBC dengan banyak obat tentunya akan menimbulkan dampak efek samping bagi pasien. Efek samping yang biasanya terjadi pada pengobatan TBC adalah nyeri perut, penglihatan/pendengaran terganggu, kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, gatal-gatal dan kemerahan kulit, rasa panas di kaki/tangan, lemas, sampai mata/kulit kuning.

Itu sebabnya penting untuk selalu menyampaikan efek samping yang timbul pada dokter setiap kali kontrol sehingga dokter dapat menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan yang lain, atau melakukan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.




Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
  • Obat primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
    Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir, sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
  • Obat sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.
Meskipun demikian, pengobatan TBC paru-paru hampir selalu menggunakan tiga obat yaitu INH, rifampisin dan pirazinamid pada bulan pertama selama tidak ada resistensi terhadap satu atau lebih obat TBC primer ini
 

penyebab penyakit TBC

Penyakit ini diakibatkan infeksi kuman mikobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru, ataupun organ-organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, sampai otak. TBC dapat mengakibatkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian tertinggi di negeri ini.
Kali ini yang dibahas adalah TBC paru. TBC sangat mudah menular, yaitu lewat cairan di saluran napas yang keluar ke udara lewat batuk/bersin & dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara yang mengandung kuman TBC akan sakit.

Pada orang-orang yang memiliki tubuh yang sehat karena daya tahan tubuh yang tinggi dan gizi yang baik, penyakit ini tidak akan muncul dan kuman TBC akan "tertidur". Namun,pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, daya tahan tubuh menurun/ buruk, atau terus-menerus menghirup udara yang mengandung kuman TBC akibat lingkungan yang buruk, akan lebih mudah terinfeksi TBC (menjadi 'TBC aktif') atau dapat juga mengakibatkan kuman TBC

Infeksi TBC yang paling sering, yaitu pada paru, sering kali muncul tanpa gejala apa pun yang khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga sering diabaikan dan tidak diobati. Padahal, penderita TBC paru dapat dengan mudah menularkan kuman TBC ke orang lain dan kuman TBC terus merusak jaringan paru sampai menimbulkan gejala-gejala yang khas saat penyakitnya telah cukup parah.

yang "tertidur" di dalam tubuh dapat aktif kembali (reaktivasi).

ciri ciri Penyakit TBC Paru-paru

Tbc yang lebih dikenal dengan penyebaran virus terhadap sistem pernafasan seseorang yang sedikit demi sedikit menyebar dan berkembang dengan cepat. Penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang bersifat menular biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru, penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Di dunia, penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah HIV/AIDS. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut data dari BKKBN, penyakit infeksi TBC (Tuberculosis) di Indonesia kasusnya masih sangat tinggi yaitu terdapat 450 ribu kasus TBC setiap tahunnya dan dari jumlah penderita tersebut ada sekitar 65 ribu orang meninggal. Penyakit TBC adalah penyakit penyebab kematian ke-4 setelah stroke, diabetes, dan hipertensi, pada lingkungan kota. Selain itu penyakit TBC di pedesaan merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 setelah stroke. Penanggulangan penyakit TBC paru-paru merupakan menjadi tugas bersama dalam upaya penanganan, pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penularan (penyebaran) infeksi bakteri sejak dini agar terhindar dari TBC.

Penyebab Penyakit TBC Paru-paru

Penyebab penyakit TBC adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang bernama Mycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tsb.

Ciri Ciri Penyakit Tbc dan Gejala Penyakit TBC Paru-paru


gejala-tbc

Ciri ciri penyakit tbc, gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini adalah gejala ciri penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :

  1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.
  2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
  3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
  4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
  5. Badan penderita lemah dan lesu
  6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
  7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya

Pengenalan Tuberkulosis

Tuberkulosis (Tuberculosis, disingkat Tbc), atau Tb (singkatan dari "Tubercle bacillus") merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis (disingkat "MTb" atau "MTbc").[1] Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara.[2] Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatikdan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari 50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.
Gejala klasik infeksi TB aktif yaitu batuk kronis dengan bercak darah sputum atau dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. (dahulu TB disebut penyakit "konsumsi" karena orang-orang yang terinfeksi biasanya mengalami kemerosotan berat badan.) Infeksi pada organ lain menimbulkan gejala yang bermacam-macam. Diagnosis TB aktif bergantung pada hasil radiologi (biasanya melalui sinar-X dada) serta pemeriksaan mikroskopis dan pembuatan kultur mikrobiologis cairan tubuh. Sementara itu, diagnosis TB laten bergantung pada tes tuberkulin kulit/tuberculin skin test (TST) dan tes darah. Pengobatan sulit dilakukan dan memerlukan pemberian banyak macam antibiotik dalam jangka waktu lama. Orang-orang yang melakukan kontak juga harus menjalani tes penapisan dan diobati bila perlu. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang bertambah besar pada infeksi tuberkulosis resisten multi-obat (TB MDR). Untuk mencegah TB, semua orang harus menjalani tes penapisan penyakit tersebut dan mendapatkan vaksinasi basil Calmette–Guérin.
Para ahli percaya bahwa sepertiga populasi dunia telah terinfeksi oleh M. tuberculosis,[3] dan infeksi baru terjadi dengan kecepatan satu orang per satu detik.[3] Pada tahun 2007, diperkirakan ada 13,7 juta kasus kronis yang aktif di tingkat global.[4] Pada tahun 2010, diperkirakan terjadi pertambahan kasus baru sebanyak 8.8 juta kasus, dan 1,5 juta kematian yang mayoritas terjadi di negara berkembang.[5] Angka mutlak kasus Tuberkulosis mulai menurun semenjak tahun 2006, sementara kasus baru mulai menurun sejak tahun 2002.[5] Tuberkulosis tidak tersebar secara merata di seluruh dunia. Dari populasi di berbagai negara di Asia dan Afrika yang melakukan tes tuberkulin, 80%-nya menunjukkan hasil positif, sementara di Amerika Serikat, hanya 5–10% saja yang menunjukkan hasil positif.[1] Masyarakat di dunia berkembang semakin banyak yang menderita Tuberkulosis karena kekebalan tubuh mereka yang lemah. Biasanya, mereka mengidap Tuberkulosis akibat terinfeksi virus HIV dan berkembang menjadi AIDS.[6] Pada tahun 1990-an Indonesia berada pada peringkat-3 dunia penderita TB, tetapi keadaan telah membaik dan pada tahun 2013 menjadi peringkat-5 dunia.